Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur – Senja mulai menyingsing di Stadion Aji Imbut, menyusul dentuman musik dan kerumunan meriah yang baru saja usai beberapa waktu sebelumnya. Lapangan hijau yang tadinya dipadati ribuan warga pada Pestapore Edi-Rendi, kini tersisa sampah-sampah plastik yang berserakan, mengisyaratkan betapa megahnya acara yang berlangsung sepanjang hari itu. Namun, satu pemandangan mencuri perhatian: puluhan relawan, masih mengenakan rompi bertuliskan Relawan Edi-Rendi, terlihat sibuk membersihkan area stadion dengan semangat dan kebersamaan.
“Saya kaget melihat mereka tetap semangat walau acara sudah selesai. Biasanya, habis acara sebesar ini, petugas kebersihan yang langsung bergerak. Tapi kali ini lain, para relawan itu bekerja dengan sukarela, tanpa pamrih,” ujar Rahmat (42), seorang warga Tenggarong yang masih bertahan di sekitar stadion. Ia mengaku sengaja menunggu suasana reda sebelum pulang ke rumah. “Ini contoh pemimpin yang berhasil, karena bisa menanamkan tanggung jawab kepada para pendukungnya.”
Relawan yang bahu-membahu memunguti botol plastik dan sampah makanan itu membuat banyak masyarakat terpukau. Fadila (29), seorang pengunjung yang membawa keluarganya ke acara tersebut, melihat aksi para relawan sebagai cerminan nilai-nilai yang selalu disuarakan Edi Damansyah dan Rendi Solihin. “Ini bukti kalau mereka tidak hanya bicara soal gotong royong, tapi juga benar-benar menjalankannya. Mereka pemimpin yang menginspirasi banyak orang, termasuk pendukungnya,” katanya.
Di lapangan, pemandangan relawan bekerja dalam harmoni menjadi obrolan di antara warga yang masih ada di stadion. Syifa (19), seorang pelajar yang hadir bersama teman-temannya, mengaku terkesan dengan aksi tersebut. “Jujur, saya merasa malu. Tadinya kami mau langsung pulang, tapi melihat mereka bekerja keras, kami ikut bantu sedikit. Mereka seperti keluarga besar yang peduli, bukan hanya soal acara, tapi juga kebersihan lingkungan.”
Para pedagang yang sehari penuh mengais rezeki di acara itu juga turut memberikan apresiasi. Hamidah (35), penjual makanan ringan, mengaku lega karena aksi relawan membuat beban petugas kebersihan lebih ringan. “Biasanya, acara besar seperti ini meninggalkan banyak sampah. Tapi kali ini beda, mereka langsung gerak cepat. Ini nggak cuma bantu petugas, tapi juga kami yang jualan, karena suasana jadi lebih rapi dan nyaman,” katanya.
Tidak sedikit warga yang melihat aksi bersih-bersih ini sebagai cerminan kepemimpinan Edi Damansyah dan Rendi Solihin. Pestapore yang telah mengumpulkan ribuan orang dari berbagai penjuru Kutai Kartanegara bukan hanya tentang hiburan, tapi juga memperlihatkan nilai-nilai yang diperjuangkan pasangan petahana. “Kalau pendukungnya seperti ini, kita jadi yakin kalau pemimpinnya benar-benar punya pengaruh baik,” ujar Fadila dengan penuh keyakinan.
Sementara itu, anak-anak muda seperti Syifa merasa bahwa aksi relawan adalah pelajaran berharga. “Pak Edi dan Pak Rendi benar-benar memberi teladan lewat pendukungnya. Ini bukan soal Pilkada saja, tapi soal bagaimana kita bisa peduli pada lingkungan dan masyarakat. Saya rasa generasi muda seperti kami harus meniru ini,” ujarnya.
Saat rembulan semakin tinggi, stadion yang tadinya penuh sampah mulai terlihat bersih. Para relawan tampak lega setelah kantong-kantong plastik besar berisi sampah terkumpul di sudut-sudut lapangan. Beberapa warga bahkan terlihat menyempatkan diri berfoto dengan relawan sebagai bentuk apresiasi mereka.
“Ini bukan hanya soal acara yang sukses, tapi juga pesan bahwa gotong royong adalah bagian dari Kukar. Kalau relawan seperti ini saja peduli, apalagi pemimpinnya,” kata Rahmat menutup pembicaraan, sebelum akhirnya melangkah pulang.
Pestapore Edi-Rendi tak hanya menjadi ajang solidaritas bagi warga Kukar, tapi juga menjadi panggung yang menunjukkan bahwa kepemimpinan yang kuat mampu menginspirasi aksi nyata. Para relawan telah membuktikan bahwa kepedulian adalah bagian dari perjuangan, dan kebersamaan adalah landasan yang mempersatukan. (AdminPena)