Kutai Barat, Kalimantan Timur – Aliansi Penyelamat Hutan Kutai Barat ( APHKB) bersama Sempekat Linggang dan Lembaga Adat kecamatan serta organisasi lainnya akan menggelar aksi damai menolak aktivitas tambang emas dan batu bara ilegal.
Rencana aksi akan digelar pada Kamis 22 Mei 2025 hingga 29 Mei 2025, dipusatkan di lapangan Sari Jaya kampung Linggang Bigung kecamatan Linggang Bigung, dan akan di ikuti 500 orang.
Sekjen APHKB Kubar, Alsiyus mengatakan aksi damai ini guna hindari potensi konflik antar suku karena berebut tambang emas saling klaim dari tiga kampung dan tiga kecamatan ibarat bom waktu yang sewaktu- waktu bisa meledak.
Lanjutnya, telah terjadi pengusiran terhadap masyarakat yang memiliki hak atas lahan diarea tersebut dengan mengatasnamakan suku tertentu padahal dilakukan oleh oknum suku tertentu.
“Selain itu intensitas aksi pertambangan dan jumlah alat berat semakin banyak, saat ini berdasarkan informasi di lapangan sudah ada sekitar 70 unit , “terangnya, Senin ( 19/5/2025).
Sementara itu Koordinator Aksi Damai, Fredy T Lone mengungkap temuan timnya di lapangan disinyalir ada perusahaan yang memegang izin usaha pertambangan ( IUP) baru bara, namun saat ini melakukan penambangan emas ilegal.
“Mereka diduga melakukan penambangan emas di wilayah konsesinya di kawasan Magerang yang secara administratif masuk wilayah kampung Tutung, ” ucapnya.
Menurut informasi perusahaan ini akan menyiapkan mesin untuk memisahkan emas dengan material lainnya yang diduga akan menggunakan bahan kimia ( Merkuri) secara tak bertanggung jawab.
Keseriusan tolak penambangan batu bara dan tambang emas ilegal di Kutai Barat APHKB bersama unsur gabungan mendatangi Polres Kutai Barat menyerahkan surat pemberitahuan atas aksi yang akan digelar tersebut. (AdminPena)
