Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur – Harapan baru tumbuh di Desa Loa Raya. Tak lagi bergantung sepenuhnya pada pertanian dan perikanan, desa ini mulai menjajaki peluang usaha dari sumber daya tak terduga, batu padas.
Melalui pembentukan Koperasi Merah Putih, masyarakat diajak untuk bersama-sama mengelola potensi lahan bekas tambang menjadi komoditas ekonomi yang menjanjikan. Kepala Desa Loa Raya, Martin, mengatakan bahwa permintaan terhadap batu padas terus meningkat, terutama dari kawasan perkotaan seperti Samarinda.
“Ini bukan sekadar usaha biasa. Ini adalah langkah besar kami untuk menjadikan potensi lokal sebagai kekuatan utama ekonomi desa,” ucap Martin, pada Selasa (01/7/2025)
Koperasi ini bukan berdiri sendirian. Ia akan berjalan berdampingan dengan BUMDes Makmur Raya yang lebih dulu bergerak sejak 2020, menangani berbagai kebutuhan pertanian dan perikanan seperti pakan ikan, pupuk, hingga sarana produksi lain yang dibutuhkan warga.
Berbeda dari model koperasi konvensional, Merah Putih didesain dengan orientasi produktif. Pengelolaan batu padas dilakukan secara swadaya, bahkan alat berat direncanakan dibeli secara mandiri jika kinerja koperasi terus tumbuh positif.
“Kami tidak ingin koperasi hanya menjadi tempat meminjam uang. Ia harus bisa menciptakan nilai tambah dan memberdayakan warga,” tegas Martin.
Lebih dari sekadar bisnis, koperasi ini dirancang sebagai ruang belajar. Warga akan dibekali pelatihan kewirausahaan, literasi keuangan, dan strategi pemasaran agar bisa naik kelas sebagai pelaku usaha mandiri.
Dengan semangat gotong royong, Loa Raya membuktikan bahwa desa bisa mandiri dan tumbuh dari potensi sendiri, bahkan dari sisa-sisa tambang yang dulu dianggap tak berguna.(ADV Diskominfo Kukar/ dp-as)







