Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur – Sebagai jalur utama antara Tenggarong dan Tenggarong Seberang, kelancaran lalu lintas di Jembatan Kutai Kartanegara menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Namun, pemandangan berbeda terjadi pada Sabtu pagi, 21 September 2024. Macet di Jembatan Kutai Kartanegara membuat kendaraan sempat tidak bisa bergerak. Tak sedikit pihak yang merasa dirugikan akibat kejadian ini. Tak ketinggalan, netizen pun menyampaikan ragam pendapat dan informasi yang mereka ketahui, akibat dari kemacetan di jembatan tersebut.
Mayoritas netizen menilai, kemacetan disebabkan acara deklarasi dan jalan santai di sekitar jembatan. Banyak netizen menyayangkan pemilihan lokasi dan waktu pelaksanaan deklarasi tersebut, sebab bersamaan dengan pembukaan Erau Adat Kutai 2024.
“Acara deklarasi menutup jalur emergency. Jalur satu-satunya ke rumah sakit terdekat. Ada ambulan terjebak macet tadi, PR BENEH,” tulis salah satu akun di postingan instagram info_etam.
Dari informasi yang dihimpun, ternyata benar. Salah satu ambulan yang membawa pasien terjebak di jembatan dan bahkan terlambat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AM Parikesit.
Masih dari ragam komentar netizen, banyak juga yang mengaku terlambat bekerja. Ada juga yang merasa lelah di jalan karena usai pulang kerja, waktu perjalanan menuju ke rumah jadi lebih lama dari biasanya.
“Inilah pentingnya pengalaman,” tulis netizen lainnya.
Sementara itu, Direktur RSUD AM Parikesit, dr Martina Yulianti juga memaparkan dampak operasional yang terjadi akibat kemacetan di pagi hari di Jembatan Kutai Kartanegara.
“Pelayanan jadi molor. Kalau hari Sabtu itu Dokter biasa pagi-pagi visiter pasien, memeriksa pasien yang sedang dirawat inap. Dokter terlambat karena terjebal macet,” ungkap Martina, saat dihubungi wartawan.
Selain itu, pasien cuci darah yang telah dijadwalkan pada pukul 07.00 Wita juga harus mengalami penundaan jadwal. Penundaan dilakukan sekitar lebih dari satu setengah jam.
“Lumayan mengganggu (kemacetannya). Karena pasien cuci darah itu harusnya tepat waktu, karena sudah menunggu berhari-hari untuk cuci darah, karena jadwalnya sudah ditetapkan biasa seminggu dua kali itu sudah ditetapkan,” kata Martina lagi.
Bukan hanya dokter, petugas di bagian farmasi dan juga rawat inap terlambat tiba di rumah sakit dari karena kemacetan di Jembatan Kutai Kartanegara.
“Bahan makanan juga terlambat datang dari biasanya tapi Alhamdulillah masih aman ya karena diolah untuk makan siang,” ungkap Martina.