Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur — Banjir musiman yang kerap melanda Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Camat Muara Muntai, Mulyadi Adi, menyebut warga telah terbiasa dan mampu beradaptasi, terutama bagi mereka yang telah meninggikan rumahnya.
“Karena saat banjir banyak ikan, masyarakat sudah terbiasa. Kalau rumah belum ditinggikan memang terdampak, tapi yang sudah, aman,” ujar Mulyadi pada Sabtu (7/6/2025).
Banjir tahun ini berdampak pada ribuan warga di enam hingga tujuh desa, di antaranya Desa Jantur, Along, Kayu Batu, Rebak, Rinding, serta Muara Muntai Ulu dan Hilir.
Untuk mengurangi dampaknya, pemerintah kecamatan melakukan penanganan terpadu melalui koordinasi lintas sektor bersama aparatur desa dan instansi teknis terkait.
“Biasanya kami berkoordinasi dengan pemerintah desa dan Dinas Perkim untuk membantu warga kurang mampu,” jelasnya.
Berbagai bantuan juga telah disalurkan dari Dinas Sosial, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmatan), hingga Baznas. Seluruh upaya dilakukan dengan cepat agar aktivitas masyarakat tetap berjalan meskipun wilayah terendam air.
Di sisi pembangunan, Mulyadi mengungkapkan bahwa kemajuan desa cukup merata berkat dukungan dana desa. Perbedaan alokasi anggaran antar desa dinilainya tidak terlalu mencolok.
“Hampir semua desa sudah mengalami kemajuan. Perbedaan anggaran paling sekitar Rp500 juta, jadi tidak terlalu signifikan,” ungkapnya.
Ia pun berharap sinergi antara pemerintah dan masyarakat dapat terus terjalin dalam menghadapi bencana tahunan ini.
“Kalau semua pihak bekerja sama, penanganan bisa lebih cepat dan warga tetap bisa beraktivitas meski kondisi tidak ideal,” pungkas Mulyadi.(ADV Diskominfo Kukar/ dp-as)